MAKALAH :
FAKTOR-FALTOR YANG MEMPENGARUHI WILAYAH PESISIR DAN PERMASALAHANYA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKLUTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
KENDARI
2010
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan yang sangat berpotensi terjadinya bencana. Bencana yang paling banyak kita temui adalah kerusakan akibat gempa bumi, tsunami, kekeringan (kekurangan air tawar), kelaparan, penyakit, dan pengaruh ikutan yang terjadi akibat bencana alam seperti ledakan gunung berapi.
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
Secara umum kerusakan yang terjadi tidak sedikit. Disamping kerusakan bangunan fisik, ekosistem pesisir pun rusak berat. Masalah erosi, sedimentasi dan abrasi pun dirasakan sangat mengganggu aktivitas pengembangan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Misalnya, hilangnya penyangga pantai, yaitu hutan mangrove. Dilain pihak, pengembangan dan pemanfaatan yang dilakukan, misalnya dengan adanya konversi lahan hutan bakau menjadi tambak tanpa pertimbangan yang memadai pada gilirannya akan memicu laju erosi, sedimentasi dan abrasi secara tak terkendali.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi wilayah pesisir dan permasalahannya sehingga dengan mengatahui hal-hal tersebut dapat diketahui bahwa jika lingkungan tidak dikelola secara baik akan menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir. Bahkan akan terjadi kerusakan-kerusakan pada ekosistem tersebut
II. PEMBAHASAN
Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaranDefinisi wilayah pesisir tersebut di atas secara umum memberikan gambaran besar, betapa kompleksitas aktivitas ekonomi dan ekologi terjadi di wilayah ini. Kompleksitas aktivitas ekonomi seperti perikanan, pariwisata, pemukiman, perhubungan, dan sebagainya memberikan tekanan yang cukup besar terhadap keberlanjutan ekologi wilayah pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Tekanan yang demikian besar tersebut jika tidak dikelola secara baik akan menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir. Bahkan akan terjadi kerusakan-kerusakan pada ekosistem tersebut sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang dapat merugikan seluruh mahluk hidup yang berada di wilayah pesisir.
2.1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang terkait dengan upaya pentingnya mitigasi akibat proses dinamika wilayah pesisir adalah faktor alam, kegiatan manusia dan kombinasi
keduanya menurut Ongkosongo (2004) adalah:
1. Penataan ruang tidak berbasis kesesuain lahan
2. Kepemilikan lahan yang tidak diatur dengan baik
3. Penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral, energy dan sumberdaya air
4. Penurunan kualitas dan kemusnahan potensi atau cadangan keanekaragaman sumberdaya hayati (ekosistem di wilayah pantai).
5. Penurunan kesehatan lingkungan
6. Bencana alam
7. Permasalahan lain terkait (perubahan iklim, pemanasan global)
Beberapa permasalahan diatas merupakan bagian dari permasalahan kunci dari kerusakan dan degradasi ekosistem, sumberdaya, biofisik kawasan pesisir dan laut. Kerusakan yang terjadi saat ini di wilayah pesisir berupa pencemaran, banjir pasang, badai, tsunami, angin dan banjir dari hulu. Beberapa bentuk kerusakan yang kemudian di kategorikan sebagai bencana di wilayah pesisir
1. Pencemaran
2. Kerusakan Hutan Bakau (Mangrove)
3. Kerusakan Terumbu Karang dan Lamun
4. Abrasi
5. Perubahan Tata Guna Lahan
6. Algae Blooming
7. Kematian Ikan
Diantara penyebab kerusakan tersebut adalah:
1. Penebangan hutan mangrove.
2. Pengeboman ikan di sekitar karang.
3. Buangan limbah di kawasan perairan
4. Pembangunan yang menyebabkan degradasi lingkungan
5. Bencana alam
2.2. Dimensi Ekologis Lingkungan Pesisir
Secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan. Sebagai suatu ekosistem, perairan pesisir menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung, seperti sumberdaya alam hayati yang dapat pulih (di antaranya sumberdaya perikanan, terumbu karang dan rumput laut), dan sumberdaya alam nir-hayati yang tidak dapat pulih (di antaranya sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas alam). Sebagai penyedia sumberdaya alam yang produktif, pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir yang dapat pulih harus dilakukan dengan tepat agar tidak melebihi kemampuannya untuk memulihkan diri pada periode waktu tertentu. Demikian pula diperlukan kecermatan pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir yang tidak dapat pulih, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya. Disamping sumberdaya alam yang produktif, ekosistem pesisir merupakan penyedia jasa jasa pendukung kehidupan, seperti air bersih dan ruang yang diperlukan bagi berkiprahnya segenap kegiatan manusia. Sebagai penyedia jasa-jasa kenyamanan, ekosistem pesisir merupakan lokasi yang indah dan menyejukkan untuk dijadikan tempat rekreasi atau pariwisata.
Ekosistem pesisir juga merupakan tempat penampung limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia. Sebagai tempat penampung limbah, ekosistem ini memiliki kemampuan terbatas yang sangat tergantung pada volume dan jenis limbah yang masuk. Apabila limbah tersebut melampaui kemampuan asimilasi perairan pesisir, maka kerusakan ekosistem dalam bentuk pencemaran akan terjadi. Dari keempat fungsi tersebut di atas, kemampuan ekosistem pesisir sebagai penyedia jasajasa pendukung kehidupan dan penyedia kenyamanan, sangat tergantung dari dua kemampuan lainnya, yaitu sebagai penyedia sumberdaya alam dan penampung limbah. Dari sini terlihat bahwa jika dua kemampuan yang disebut terakhir tidak dirusak oleh kegiatan manusia, maka fungsi ekosistem pesisir sebagai pendukung kehidupan manusia dan penyedia kenyamanan diharapkan dapat dipertahankan dan tetap lestari.
III. PENUTUP
Secara prinsip ekosistem pesisir mempunyai fungsi pokok bagi kehidupan manusia, yaitu: sebagai penyedia sumberdaya alam, penerima limbah, penyedia jasa-jasa pendukung kehidupan, dan penyedia jasa-jasa kenyamanan. Sebagai suatu ekosistem, perairan pesisir menyediakan sumberdaya alam yang produktif baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung. Dari urairan diatas bahwa ekositem pesisir sangat penting bagi kehidupan manusia, maka dari itulah kita harus menjaga, memperhatikan, serta melindungi wilayah pesisir sebaik mungkin DAFTAR PUSTAKA
Ongkosongo, O, 2004. Perubahan Lingkungan di Wilayah Pesisir. Stuktur Fisik dan
Dinamik Pesisir. Makalah Workshop: Deteksi, Mitigasi dan Pencegahan
Degradasi Lingkungan Pesisir dan Laut Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar